Maaf, Aku Tak (Selamanya) Sabar
Tiba-tiba
Beberapa pertanyaan berebut menyeruak
Melompat-lompat dari kerongkongan serak
Beberapa imajinasi pun ikut mendesah
Diantara bulu-bulu mata yang masih basah
Dan kau tahu?
Banyak anak setan menggelantung berteriak
Pada ujung-ujung rambut yang kian retak
Hingga para malaikat tak sanggup terbang
Karna murkalah yang sedang menang
Saat itu
Yang tahu hanya malam
Dengan mulut ku yang diam
Diantara lampu-lampu temaram
Dan itu adalah saat aku
Menikmati keindahan rumah yang ambyar
Layaknya rindu yang tak pernah terbayar
Yang membuat mata mulai samar
Dengan hati yang terlampau memar
Maria O.
Rawalaut-3032017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar