Minggu, 17 November 2013

TENTANG RASA


"Ketika sudah pernah mengungkapkan
satu rasa...
Satu rasa saja dalam satu kata.
Aku mendapati kata itu
terbang bersama angin yang
menyusup melewati sela-sela otak
yang ternyata tak sama rutenya
dengan otakku,
lalu disini aku sudah lelah
melontarkan kata yang
mungkin dianggap tak berharga,
maka aku memilih diam.
Memperhatikan.
Menyaksikan.
Memahami.
Dan
bertindak.
Bertindak tuk mewujudkannya saja.
Bertindak untuk mewujudkan sebuah mimpi.
Namun itu bukan mimpiku.
Bertindak tuk bisa temukan
ukiran lengkung bibir
yang melengkung berlawanan dengan pelangi.
Namun lengkung itu
seindah pelangi.
Seratus memang sempurna.
Satu rasa itu jauh sempurna.
Satu senyum yang terbit dari
sudut bibir itu juga sangat sempurna."